Pages

Tuesday, January 21, 2014

Sulit dan RidhaNya





satu waktu, sudah lama sekali
seseorang berkata dengan wajah sendu
"alangkah beratnya.. alangkah banyak rintangan"
alangkah berbilang sandungan.. alangkah rumitnya"

aku bertanya, "lalu?"
dia menatapku dalam-dalam, lalu menunduk
"apakah sebaiknya kuhentikan saja ikhtiar ini?"

"hanya kerana itu kau menyerah kawan?"
aku bertanya meski tak begitu yakin apakah aku sanggup
menghadapi selaksa badai ujian dalam ikhtiar seperti dialaminya
"ya.. bagaimana lagi? tidakkah semua hadangan ini petanda bahawa Allah tak meredhainya?"

aku bersamainya menghela nafas panjang
lalu bertanya, "andai Muhammad shallallahualaihi wa sallam berfikir sebagaimana engkau menalar, kan adakah islam di muka bumi?"
"maksudmu akhi?" matanya terbelalak

"ya, andai Muhammad berfikir bahawa banyak kesulitan bererti tak diridhai Allah, bukankah ia akan berhenti di awal-awal risalah?"

"Ada banyak titik sepertimu saat ini, saat Muhammad shallallahualaihi wa sallam bisa mempertimbangkan untuk menghentikan risalah
mungkin saat dalam rukuknya ia dijerat di bahagian leher
mungkin saat ia sujud lalu kepalanya disiram isi perut unta
mungkin saat ia bangkit dari sujud lalu dahinya disambar batu
mungkin saat ia dikatai gila, penyair, dukun, dan tukang sihir
mungkin saat ia saksi para sahabatnya disiksa didepan mata
atau saat paman yang dia kasihi dan isteri tersayang berpulang
atau justeru saat dunia ditawarkan padanya; takhta, harta dan wanita.."

"Jika Muhammad berfikir sebagaimana engkau menalar
tidakkah ia punya banyak saat untuk memilih berhenti?"

"tapi Muhammad tahu, kawan
ridha Allah tidak terletak pada sulit atau mudahnya
berat atau ringannya, bahagia atau deritanya
senyum atau lukanya, tawa atau tangisnya"

"ridha Allah terletak pada apakah kita mentaatiNya
dalam menghadapi semua ini
apakah kita berjalan dalam menjaga perintah dan larangNya
dalam semua keadaan ikhtiar yang kita lakukan"

"maka selama si situ engkau berjalan
bersemangatlah kawan.."

(SAF, 2010)

**********************

ya, sungguh
kesusahan itu selalu kita anggap sebagai penghinaan
sedangkan sebenarnya itu adalah lambang kemuliaan bagi seorang insan
tanda diri masih diingati, tanda diri masih dalam perhatian ilahi..

maka, teruslah bertahan kawan
dalam setiap ikhtiar yang kau lakukan
dan jadilah kita sebaik-baik manusia yang berbaik sangka
bahwa Rabb tidak sekali-kali menganayai hambaNya..







0 orang yang dikasihi Allah..:

Post a Comment